Thursday, May 23, 2013

Jual Beli yang diperbolehkan dalam Islam

1. Jual Beli Barang yang Mengandung Najis dengan Tujuan Memanfaatkan
Jual Beli Barang yang mengandung najis hukumnya haram kecuali dengan tujuan memanfaatkannya, bukan memakannya.
Mazhab Hanafi dan Mazhab Zhahiri : Diperbolehkan seseorang untuk menjual kotoran-kotoran/ tinjadan sampah-sampah yang mengandung najis oleh karena sangat dibutuhkan guna untuk keperluan perkebunan
Demikian pula diperbolehkan menjual setiap barang najis yang dapat dimanfaatkan bukam untuk dimakan atau diminum.

2. Jual Beli Anjing yang terdidik
Menurut An-Nakha’i: yang diperbolehkan hanya memperjualbelikan anjing untuk berburu
Dalil: Hadits Rasul yang melarang memperjualbelikan anjing kecuali anjing untuk berburu

3. Jual Beli alat Musik
Pada dasarnya, memperjualbelikan alat music itu bole selama yang dimaksudkan mendapatkan keuntungan yang boleh dan halal dan mendengarkannya pun halal.
Jika music ditampilkan dalam lingkungan yang dapat mengeluarkan dari daerah halal seperti untuk membangkitkan syahwat, membawa pada perbuatan dosa, menggugah kea rah kebobrokan atau menimbulkn kelalaian berbuat taat, maka music menjadi tidak halal.

4. Jual Beli dengan Perantara
Perantara (broker) dalam jual beli disebut pula simsar. Yaitu seseorang yang menjualkan barang orang lain atas dasa bahwa seseorang itu akan diberi upah oleh yang punya brang sesuai usahanya.
Dalil: Rasulullah Bersabda: “ dalam perkara simsar ia berkata tidak apa-apa. Kalau seseorang berkata juallah kain ini dengan harga sekian, lebih dari penjualan itu untuk engkau” (HR Bukhari)
Kelebihan yang dinyatakan dalam keterangan di atas adalah
a. Harga yang lebih dari harga yang telah ditetapkan oleh penjual barang itu
b. Kelebihan barang setelah dijual menurt harga yang telah ditentukan oleh pemilik barang tersebut

5. Jual beli di Masjid
Abu Hanifah : dibolehkan berjual beli di masjid dan dimakruhkan membawa barang waktu jual beli untuk menghormati kesucian masjid
Imam Malik& Asy-Syafi’I membolehkan tetapi makruh
Imam Ahmad: mengharamkannya dengan dalil Hadits Rasul
“Jika kamu melihat orang yang berjual beli di masjid, maka katakanlah semoga Allah tidak akan memberikan untung dari perdagangannya”

6. Jual Beli Tauliyah, Wadhi’ah, dan Murabahah
Tauliyah, Wadhi’ah, dan Murabahah dibolehkan dengan syarat pihak pembeli dan pejual mengetahui harga beli barang
Tauliyah : menjual dengan harga modal, tidak oebih dan tidak kurang
Murabahah: penjualan dengan harga pembelian barang berikut untung yang diketahui
Wadhi’ah: penjualan dengan dibawah harga pembelian

7. Jual Beli Mushaf
Para fuqaha sepakat tentang bolehnya membeli mushaf tetapi berbeda pendapat dalam menjualnya.
Syafi’I, Hanafi, Maliki: Boleh
Hanbali : Haram

8. Jual Beli Air
Jika seseorang mengambil dan mengumpulkan air, dan telah menjadi miliknya, dalam keadaan eperti ini boleh menjualnya. Demikian pula halnya jika seseorang menggali sumur di tanah miliknya atau membuat alat untuk mengambil air.

9. Jual Beli gandum di tangkainya
Diboleh memperjualbelikan gandum di tangkainya, baqila (sejenis kacang-kacangan) dalam kulitnya, demikian juga beras, juuz (semacam kelapa) dan luuz (kacang sejenis buncis) dan simsim yang masih berkulit.
Nabi SAW melarang jual beli hasil pertanian yang masih ada di tangkai sebelum ia memutih (tua) dan bebas penyakit. Karena demikianlah tuntutan kebutuhan. Sehingga jual beli terbebaskan dari ghoror. Demkian menurut mazhab hanafi dan maliki

10. Jual Beli dengan DP (Dawn Payment)
Tanda jual beli panjar (DP) bahwa pembeli membeli barang dan dia membayar sebagian pembayarannya kepada si penjual. Jika jual beli dilaksanakan, panjar dihiung sebagai pembayaran. Dan jika tidak, panjar diambil si penjual dengan dasar sebagai penghibahab dari pembeli.

11. Salam
Salam adalah jual-beli barang dimana pembeli memesan barang dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya, dengan pembayaran yang dilakukan sebelum barang tersebut selesai dibuat, baik secara tunai maupun angsuran, dan penyerahan barangnya dilakukan pada suatu saat yang disepakati di kemudian hari. Dengan demikian dalam transaksi Salam, pembeli pemesan memiliki piutang barang terhadap penjual, dan sebaliknya penjual mempunyai utang barang kepada pembeli.

12. Istishna
Akad jual-beli (Mashnu’) antara pemesan (Mustashni’)dengan penerima pesanan (Shani). Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati di awal akad dengan pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan. Apabila bank bertindak sebagai Shani kemudian menunjuk pihak lain untuk membuat barang (Mashnu’) maka hal ini disebut Istishna Paralel.
Rukun Istishna‘:
* Produsen (Shani`)
* Pemesan (Mustashni`)
* Barang (Mashnu`)
* Harga (Tsaman)
* Ijab qabul (Sighat)
Landasan syariah Istishna’:
Ijma’ : Istishna’ dibolehkan atas dasar Istihsan (maslahat) karena banyak orang yang menggunakannya dan membolehkannya. Hal ini didasarkan atas hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Thabrani: “Ummatku tidak mungkin bersepakat atas kesesatan.”

13. Pelelangan (Muzayyadah)
Dari Anas RA, Rasulullah menjual sebuah pelana dan mangkok air, dan berkata siapa yang mau membeli pelana dan mangkok air ini? Seorang laki-laki menyahut “aku bersedia membelinya dengan harga satu dirham.” Lalu Nabi berkata lagi, “siapa yang berani menambahkan?” maka diberi dua dirham oleh seorang laki-laki kepada beliau. Lalu dijuallah kedua benda itu kepada lelaki tersebut. (HR Tirmidzi)

14. Jual Beli Wafa
Jual Beli wafa adalah orang yang butuh menjual suatu barang dengan janji bila pembayaran telah dipenuhi, barang dikembalikan lagi. Hukum jual beli semacam ini seperti gadai menurut pendapat yang paling rajih.

Referensi:
Read More … Jual Beli yang diperbolehkan dalam Islam

Di Balik Kerutan Wajah Ayah

Suatu ketika, ada seorang anak perempuan bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya. Anak itu bertanya kepada Ayahnya ketika sedang santai di beranda : "Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak itu berguman : " Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, membuat anak itu tambah kebingungan. Karena penasaran, kemudian anak itu menghampiri Ibunya dan bertanya : "Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?" Ibunya menjawab. "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban Sang Bunda. Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran. Hingga pada suatu malam, anak perempuan itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini. "Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. " "Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. " "Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. " "Kuberikan Keperkasaan dan Mental Baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin. Dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya." "Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. " "Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan mengasihi sesama saudara." "Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi." "Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia dan badan yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. " "Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia dan Akhirat." Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya. "AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH." Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah. Berbahagialah yang masih memiliki Ayah. Dan lakukanlah yang terbaik untuknya. Berbahagialah yang merasa sebagai ayah. Dan lakukanlah yang terbaik buat keluarga kita. ------With Love to My Dad and All Father in the world------
Read More … Di Balik Kerutan Wajah Ayah

Tuesday, May 7, 2013

Belajar Dari Masa Kecil

Waktu kecil, aku pernah (bahkan sering) melakukan hal-hal yang menurut orang dewasa itu adalah sesuatu yang bodoh dan konyol. Salah satu, salah dua dan salah tiganya ada dalam kisah berikut ini. Contoh pertama, waktu aku masih TK, mungkin usiaku antara 4 atau 5 tahun, aku mengamati sebuah stop kontak. Kenapa setiap alat elektronik (tv, kulkas, kipas angin, radio tape) harus dicolokkan ke dalam sana jika ingin menyala. Aku ingin tahu, apa yang ada di dalam lubang itu. Akhirnya aku pernah coba-coba mendekatkan jari telunjukku ke dalam lubang stop kontak! Pasti kalian semua tahu apa yang terjadi padaku sepersekian detik setelah aku menyentuhnya. Ya, benar. Kesetrum! Hehe tapi dulu aku masih belum mengerti apa kesetrum itu. Yang aku rasakan, jariku tertahan di lubang kecil tersebut selama beberapa detik. Ada semacam aliran dahsyat tak berwujud tapi aku merasakan aliran tersebut menjalar sampai jantungku berdegup kecang. Baru setelah itu jariku bisa terlepas dari lubang menyeramkan itu. Seketika aku terduduk lemas dan masih deg-degan (Kalau ada cermin di dekat situ, pasti tampangku absurd banget deh). Terasa sakit yang belum aku kenal di jari-jariku, tidak seperti digigit ataupun terjepit. Setelah itu aku diam terduduk lemas dan gak bilang Ummi karena takut dimarahi. Yang ada di pikiranku waktu itu, makhluk misterius macam apakah yang tersembunyi di dalam lubang itu?? Langsung deh mengkhayal yang aneh-aneh. Haha Kalo dipikir-pikir sekarang, aku bersyukur banget. Alhamdulillah yaa.. Allah menyelamatkan nyawaku yang masih imut-imut dan polos ini. :Dv Di lain hari, aku sudah SD dan berusia sekitar 6 tahun. Aku sedang menginap bersama keluargaku di rumah nenek di daerah Karawang. Sekitar jam 7 malam, Ummi mau pergi membeli sesuatu di minimarket terdekat. Biasalah, anak kecil kan suka mau ikut-ikutan kemana ada orang yang mau pergi, apalagi aku belum tahu banyak tempat di daearah tersebut. Karena aku ke rumah nenek waktu lebaran saja. Aku selalu mengira kalau orang dewasa pergi keluar rumah, pasti jalan-jalan. Haha culun banget sih pemikirannya. Ketika aku dan Ummi sampai di depan pagar rumah, ternyata ada tukang kue putu yang sedang mangkal tak jauh dari rumah. Langsung deh merengek minta dibeliin kue itu sama Ummi. Akhirnya Ummiku yang baik hati setuju untuk beli kue itu. Kalian tahu kan, kue putu yang warna hijau dalamnya gula merah cair itu. Enak lho rasanya.hihihi Tapi kue putu itu belum ada yang sudah jadi dan kami harus menunggu abang tukang kue putu itu meraciknya terlebih dahulu. Yaa membutuhkan beberapa menit, dan aku yang mulai bosan kemudian memperhatikan lampu templok besar yang digunakan tukang kue putu itu sebagai penerangannya di malam hari. Lampu itu ditutupi kaca yang atasnya berlubang. Karena barang tersebut memang tidak ada di rumahku dan baru pertama kali aku lihat yang sebesar itu dari dekat. Rasa penasaranku mulai muncul. Dalam hati sambil berpikir “kaca itu panas gak ya? Tapi dia deket api, mungkin panas. Eh, tapi kan kalau bagian atasnya agak jauh dari api. Lagian, kacanya gak hitam kyak habis terbakar. Mungkin gak panas. ” Tanpa ba bi bu lagi, aku langsung menggenggam kaca penutup lampu templok itu tanpa ragu. Dan apa yang terjadi sodara sodaraaaa..???? DEMI TUHAAAAAN (Arya wiguna style) panas bangeeeettt. Langsung deh aku teriak refleks, panas campur sakit. Haha Ummi yang melihat aksi nekat (plus bodoh) itu langsung kaget dan panik. Tapi aku masih berlagak sok cool menahan sakit gitu. Gengsi juga kalau aku nangis di depan tukang kue putu. Pasti nanti ummi malah ngajak aku pulang dan gak jadi jalan-jalan malamnya. Dan itu berarti gak ada chiki atau es krim coklat malam itu. Akhirnya aku bilang ke Ummi dengan ekspresi sok kuat “Gak apa-apa Mi. Cuma panas dikit kok.” Padahal maaaahhh, dalam hati pengen lompat-lompat gak karuan. hadoooohh panas tingkat dewaa. Hahaha. Setelah itu, lanjut deh jalan ke minimarket sama Ummi. Tapi aku jadi gak selera lagi sama kue putu itu karena sibuk mengusap-usap tangan yang terasa melepuh itu ke baju. Dan rasa panasnya makin meningkat seiring berjalannya waktu. Boro-boro minta beliin Chiki atau es krim pas di minimarket. Pikiranku sudah pengen cepet pulang dan merendam tangan di kamar mandi. Hehe Lagi-lagi aku berterimakasih pada Allah yang masih membiarkan tanganku tumbuh dengan normal sampai saat ini. Alhamdulillaaah ^o^ Ternyata kalau diingat-ingat, banyak banget kejadian konyol yang aku alami waktu kecil selain menyentuh lubang stop kontak dan memegang kaca panas. Ketika aku masih SD juga. Mungkin usiaku sekitar 6 atau 7 tahun. Di sekolahku, ada pelajaran tentang kisah Nabi-Nabi. Waktu itu, guruku bercerita tentang Nabi Sulaiman yang punya kerajaan super besaaar. Kerajaannya indah, sampai-sampai Ratu Balqis yang punya kerajaan di Saba pun takjub ketika berkunjung kesana. Dia mengangkat bajunya ketika menginjakkan kaki di Istana Nabi Sulaiman yang berlantaikan kaca dan dibawahnya ada kolam dan banyak ikan yang berenang-renang di sana. Lagi-lagi aku berkhayal, seperti apa yaa wujud asli Istana Nabi Sulaiman yang berlantaikan kaca. Dalam pikiranku, “Emang ada ya kaca yang dijadikan lantai? Berarti kaca itu gak pecah dong kalau diinjak..” Karena Addini kecil itu adalah anak yang punya tingkat penasaran yang tinggi dan selalu ingin tahu, di otaknya langsung merencanakan eksperimen kalau sudah di rumah. Haha Kalian pasti tahu apa eksperimennya. Ya, Injak Kaca! Ketika sore menjelang, seperti biasa setelah mandi sore aku menyisir rambut di depan cermin. Aku jadi teringat dengan cerita guruku di sekolah. Tanpa pikir panjang, aku ambil cermin itu dari pakunya, dan aku letakkan tertidur di lantai. Awalnya aku agak ragu, takut kalau nanti kaca itu pecah jika aku injak. Tapi aku pikir, “Nabi Sulaiman dan seluruh orang di Istana itu yang injak kaca, tapi kacanya gak pecah. Aku kan lebih kecil dan lebih enteng dari Nabi Sulaiman, mungkin gak akan pecah..” setelah itu aku injakkan kaki kanan ke atas cermin. Satu detik pertama, kaca itu masih aman, tapi detik selanjutnya ketika aku mulai menginjakkan kedua kaki di atas kaca, langsung kaca itu retak dan menjalar seperti di danau es yang diinjak kemudian pecah di film-dilm luar negeri. Omaigaaaat...! Perasaanku campur aduk. Kaget, takut, deg-degan juga takut dimarahi. Kemudian Abi memergoki aku yang sedang melancarkan eksperimen konyol itu. Abi juga kaget “Maasya Allaaah..!” kemudian aku langsung diangkat abi dari cermin yang aku injak. Abi memeriksa telapak kakiku apa ada yang terluka kena pecahan kaca. Alhamdulillaaaah kembali aku bersyukur pada Allah, kakiku baik-baik saja. Abi tanya kenapa aku injak cermin dengan sengaja. Aku jawab dengan polosnya “mau ikutin Istana Nabi Sulaiman.” Abi cuma tersenyum dan langsung membersihkan pecahan kaca itu. Alhamdulillaaaaah gak dimarahin. Hehehe Itulah beberapa hal konyol yang aku lakukan semasa aku kecil. Seiring waktu dan pertumbuhanku, aku belajar lebih banyak hal. Aku jadi dapat ilmu baru. Ternyata di dalam stop kontak itu terdapat aliran listriknya, bukan monster penghisap darah. Ternyata kaca adalah penghantar panas yang baik, jadi kalau dekat sumber panas (api) dia akan ikut panas juga karena ada aliran kalornya. Ternyata tubuh kita memiliki massa dan cermin tidak cukup kuat menahan tekanan yang dihasilkan oleh massa tubuh dan gravitasi. Sehingga cermin tersebut bisa pecah. Tetapi selain penjelasan dari sudut pandang fisika, ada pelajaran lain yang aku dapat dari peristiwa itu. Aku di masa kecil adalah anak yang penuh rasa ingin tahu, mencoba banyak hal yang (sebenarnya) membahayakan diriku sendiri. Berinteraksi dengan aliran listrik, panas api, pecahan kaca, yang itu semua bisa saja melukai diriku sendiri. Tapi tanpa beban dan rasa takut, aku mencoba melakukan hal tersebut. Lalu mengapa ketika aku tumbuh besar, aku lebih banyak pertimbangan dalam mencoba hal baru. Ada banyak sekali kekhawatiran yang menggelayut dalam pikiranku. Takur Gagal, Takut Salah, Takut ditertawakan orang lain, Takut dicemooh, dan berbagai macam ketakutan lainnya. Kekhawatiran yang masih dalam pikiran dan sebenarnya belum terjadi atau bahkan tidak terjadi. Mengapa aku tidak belajar dari masa kecilku yang tidak takut untuk mencoba hal baru yang menarik perhatian, tanpa dipenuhi bayang-bayang kehawatiran akan kegagalan. Selalu berpikir positif dan selalu berani belajar untuk sebuah pengalaman yang baru dan akan menjadikannya sosok yang kuat dan mandiri tanpa ada rasa takut terhadapa apa yang belum terjadi. Allah yang menciptakan rasa takut dalam diri manusia, Allah pula yang akan memberikan solusi jika terjadi masalah. Jadi, kenapa harus takut jika kita tawakkal kepada Allah.. ^^
Read More … Belajar Dari Masa Kecil