Friday, September 2, 2011

Jodoh Pilihan Allah..

“Din, aku bingung nih, umurku udah mau 23, orangtuaku udah mulai nanya-nanya calonkuku terus. Mereka minta dikenalin. Duh, gimana ya..”
Ujar Linda (bukan nama sebenarnya) memulai percakapannya denganku sore itu, tepatnya menjelang malam. Aku dan linda memang menyempatkan untuk berbuka puasa berdua di sebuah restoran, berbuka terkakhir kalinya kata linda. Memang untuk yang terakhir kalinya karena besok Linda akan mudik ke tanah sumatera.
“Aku sebenarnya takut dijodohin. Aku maunya cari sendiri. Tapi sampai sekarang belum juga ketemu” lanjut Linda lagi
“Lho, memangnya kakak belum ada laki-laki yang disukai atau yang dikagumi, mungkin dari teman kampus ?” sahutku.
“Yaaa memang belum ada laki-laki yang aku suka. Orangtuaku aja sempat heran waktu mereka periksa handphoneku, semua inboxnya dari perempuan, kontaknya juga kebanyakan teman perempuan. Mau gimana lagi, mungkin memang belum takdirnya kali ya” jawab Linda
“Malah yang lebih parahnya lagi, mereka pernah curiga kalo aku gak suka sama cowok, hmm kamu ngerti lah maksudnya..” lanjutnya lagi
“Ah masa sih sampai separah itu. Tapi sebenarnya kakak memang normal kan?” tanyaku sambil bercanda plus kasih senyum jahil padanya.
“Yaiyalaah Din. Gak mungkin juga aku suka sama kamu. Hahaha” jawabnya sambil tertawa histeris tapi langsung malu sendiri. Mungkin takut dikira aneh oleh pengunjung resto malam itu.
Linda ini tipe orang yang easy going menurutku. Buktinya dia tetap “santai” walaupun orangtuanya mendesak untuk membawa calonnya ke rumah. Dia masih saja ngeyel.
“Lagipula kalau memang belum ada, mau bagaimana lagi. Masa aku mau bawa tukang somay ke rumah Din. Hehe” ujarnya
Aku hanya tersenyum mendengar seniorku itu bercerita dan melucu. Aku memang tidak banyak komentar kalau untuk hal jodoh-menjodohkan. Aku lebih banyak diam mendengarkan, menimpali dan bertanya saja. Karena aku sendiri juga belum ketemu jodohku, masa aku mau sok menasehati dan memberikan petuah pra-nikah untuknya.
“Kalau boleh tau, apa alasan utama orangtua kakak memaksa dikenalin sama calon menanatu?” tanyaku
“Aku juga gak tau pasti, Din. Mungkin karena faktor umur. selain itu, di antara anak-anak orangtuaku, tinggal akau yang belum menikah, semua kakakku sudah menikah dan punya anak. Mungkin orangtuaku juga takut aku jadi perawan tua kali ya” jawabnya.
“Kalo kamu sendiri kapan nikah??” tanyanya tanpa basa basi lagi
Waaaah ini Ka Linda tanya atau nembak. Sungguh menusuk sampai ke tulang sumsum. Haha lebay!
“Aku sih masih lama. Nanti aja deh kalau ada yang datang melamar. Tapi gak tau juga kapan. Terus kira-kira ada gak ya yang mau datang buat melamar. Kalau gak ada gimana dong.” Jawabku mulai ngelantur.
“Kamu mau gak kalo dijodohin sama orangtua kamu?” Tanya Linda lagi.
“Kalau aku dijodohin sama orang yang sholih, ngerti agama, ganteng, kaya, pinter, perhatian, sabar, dll dkk dsb, aku sih gak bakal nolak kak. Hehe” jawabku sekenanya.
“Tapi kalau gak cinta gimana? Masih mau sama yang kayak gitu, Din?” Kejar Linda lagi
Shoot..! Tembakan yang jitu. Pertanyaan yang cukup membuatku sedikit tersudutkan. Cinta. Ya, Pernikahan memang tidak akan harmonis tanpa cinta. Apa nanti aku bisa bertemu dan menikah dengan orang yang kucintai, ataukah aku harus berjuang untuk mencintai orang yang sudah menjadi jodohku kelak. Ah, pertanyaan yang membingungkan. Dan bagiku, cinta juga membingungkan. Aku pun tidak tahu kalau aku menikah dengan lelaki yang menurutku sempurna, apakah aku benar-benar mencintainya ataukah hanya sekedar mengagumi kesempurnaannya.
“Aku gak tau kak. Bingung ah mikirin jodoh. Pokoknya harus selesai kuliah dulu.” Jawabku
“Kamu tau gak Din, kedua kakakku itu menikah juga karena dijodohkan dengan orangtuaku. Makanya aku juga takut nasibku sama dengan kakakku itu.” Ujar Linda.
“Oya? Lalu bagaimana? Apa mereka memang saling cinta atau cintanya setelah menikah?” tanyaku penasaran.
“Kakakku yang kedua Din, perempuan. Dia cantik, tapi tomboy dan agak bandel. Bergaulnya agak bebas. Orangtuaku khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, makanya orangtuaku cepat-cepat mencarikannya suami agar ada yang menjaga kakakku dan bisa mengubah kakakku jadi perempuan yang lebih baik” paparnya.
“Trus kakak perempuanmu itu dijodohkan dengan siapa kak?” tanyaku lagi.
“Waktu itu ayahku mencarikan jodoh untuk kakakku, tapi belum ketemu. Sampai akhirnya ada seorang pemuda yang datang ke rumahku dan dia bilang pada ayahku dengan pede nya, Pak saya suka sama anak Bapak, saya mau nikah sama dia” ujar Linda
“Padahal ayahku juga gak kenal sama dia. Dalam hatiku, berani banget ya orang itu tiba-tiba datang ke ayahku dan bilang begitu. Dia bilang, dia juga gak kenal dengan kakakku. Dia hanya melihat kakakku dari jauh dan dia tertarik. Lalu dia datang ke rumahku dan menemui ayahku.” Lanjut Linda lagi.
Aku hanya takjub dan terheran-heran dengan cerita Linda itu. Benarkah hanya sesederhana itu proses seorang pria yang jatuh cinta pada pandangan pertama? Bahkan sampai sekarang pun aku masih belum pecaya dengan yang namanya cinta yang seperti itu. Aku lebih percaya ungkapan yang mengatakan bahwa cinta itu ada karena terbiasa. Bagiku, itu lebih masuk akal ketimbang “baru lihat sekali langsung cinta”. Ah cinta memang membingungkan. Ada banyak sekali kisah nyata yang tak masuk logika, yang terbentuk karena cinta.
“Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?” kejarku masih penasaran.
“Ternyata dia kerja di sebuah bank di pulau jawa Din. Dari luarnya sih memang kelihatan baik. Tapi ayahku kan gak langsung percaya. Ayahku mengetes dia. Karena dia bekerja di bank konvensional, ayahku takut kakakku dan cucu-cucunya kelak makan hasil nafkah yang haram, maka ayah menyuruhnya untuk bekerja di bank syariah” Tuturnya
“Akhirnya dia mau pindah ke bank syariah dan bekerja di daerah dekat rumah kami. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya ayahku merestuinya untuk menikahi kakakku” Lanjutnya
“Bagaimana dengan kakakmu, apa dia mau menikah dengan pemuda itu?” tanyaku lagi.
“Jangan ditanya. Kakakku itu berontak habis-habisan. Dia menolak keras untuk menikah dengan pemuda tersebut. Tapi akhirnya ibuku mengancam kakakku, kalau kakakku tidak mau menikah, maka ibuku akan merasa sangat tersakiti karena penolakan tersebut, dan ibuku tidak meridhoi kakakku. Akhirnya kakakku mau menikah denga pemuda itu demi ibuku. Demi berbakti pada orangtua” Jawab Linda
Ya, berbakti pada orangtua. Wajib hukumnya. Tapi apakah cinta itu bisa dipaksakan? Aku pun masih belum mengerti tentang hal ini. Mungkin maksud orangtua Linda adalah memberikan yang terbaik untuk anak mereka. Tapi apakah menjodohkan anak dengan orang yang tidak dicintainya adalah cara yang baik dan benar?
Dari lubuk hatiku yang terdalam pun, aku menginginkan orang yang ku cintai yang akan menjadi suamiku kelak. Setidaknya, kalaupun nanti aku menikah dengan orang yang tak ku cintai, semoga Allah membukakan pintu hatiku agar aku dapat mencintainya dengan tulus.
“Lalu bagaimana dengan pernikahannya kak?” tanyaku lagi
Aku memang masih belum bisa membayangkan bagaimana masa depan pernikahan yang dipaksakan.
“Kakakku itu bener-bener gak mau disentuh sedikitpun oleh suaminya. Mereka aja tidur beda kamar, Din. Mereka seperti bukan suami isteri. Kakakku terlihat sangat tidak menyukai suaminya. Mungkin juga karena suaminya itu bukan orang yang ganteng Din. Seperti lelaki biasa saja. Ibuku sampai nangis-nangis gak kuat melihat anaknya yang seperti itu.” Papar Linda
“Bahkan, kakakku itu membuat semacam surat perjanjian rahasia bermaterai dengan suaminya. Kakakku ingin membuat surat perjanjian yang berisi pernyataan bahwa dia hanya mau menikah selama dua bulan saja karena ingin menyenangkan hati ibuku. Setelah itu dia minta diceraikan dan suaminya harus menyetujui itu.” Lanjut Linda lagi.
Konyol. Aku masih terbengong-bengong tak percaya. Aku pikir yang seperti itu hanya ada di dalam novel picisan atau sinetron saja. Ternyata di dunia nyata juga ada ya. Ataukah dia terinspirasi dari kisah di dalam novel dan sinetron?
“Ya Allah, sampai begitu parahkah ketidaksukaan kakakmu dengan suaminya?” ujarku tak percaya.
“Iya Din. Memang kakakku begitu. Tapi suaminya gak kehabisan akal. Suaminya itu menyetujui adanya perjanjian rahasia tersebut tapi sedikit diubah isinya. Suaminya minta diberikan satu orang anak kandung, baru dia mau menceraikan kakakku. Akhirnya kakakku setuju. Mungkin karena dia ingin cepat-cepat putus ikatan dengan suaminya. Padahal kan wanita itu kalau sudah punya anak, pasti dia akan sekuat tenaga mempertahankan rumah tangganya demi sang anak. Kakak iparku itu memang pintar juga taktik nya.hehe” Lanjut Linda lagi
Ya, Linda benar. Seorang wanita akan melakukan apa saja demi buah hatinya. Bahkan dia akan berjuang mati-matian demi sang anak walaupun harus melawan penderitaan pahit jika tetap tinggal bersama suaminya. Dia akan mengabaikan semua alasan untuk berpisah.
“Ahirnya kakakku hamil juga, dan suaminya makin sabar mengurusnya. Aku akui, kakak iparku itu memang sabar dan penyayang. Dia tetap setia pada isterinya walaupun jelas-jelas isterinya itu benci padanya. Mungkin karena kebaikan budi pekertinya dan keluhuran akhlaqnya, akhirnya kakakku luluh juga setelah melahirkan anak pertama mereka.” Papar Linda.
“Lalu?” tanyaku singkat
“Dunia jadi terbalik. Kakakku yang tadinya benci banget sama suaminya, sekarang jadi cinta mati. Mungkin karena kesabaran dan ketulusan suaminya itu yang membuat kakakku mencintainya. Sekarang, kemana kakak iparku pergi, isterinya selalu ikut. Bahkan pernah ikut kakak iparku kerja..! sedikitpun kakakku gak mau ditinggal sama suaminya walaupun untuk urusan kantor.” Jawab Linda.
Aku takjub mendengarnya. Bisa jadi seperti itu kah. Allahuakbar, Allah memang Maha Membolakbalikkan hati. Kini aku percaya bahwa benci bisa menjadi cinta dan sebaliknya.
“Hmmm kakakku itu, suaminya belum pulang kantor aja udah resah banget. Sampai-sampai dia bilang, Duuh suamiku mana ya, kok belum pulang juga. Aku takut dia pergi sama perempuan lain” Ujar Linda sambil meniru ekspresi kakaknya yang sedang galau itu.
“Lalu aku bilang aja ke kakakku, -eh suamimu itu tuh gak ganteng, gak mungkin ada cewek lain yang mau- Kakakku itu begitu takutnya. Jadi aku bilang gitu aja ke dia. Hehehe” sahut Linda nyengir.
Aku hanya bisa tersenyum mendengar cerita Linda. Mungkin ikut bahagia karena akhirnya kakaknya bisa mencintai suaminya. Allah memang Maha Kuasa. Apa saja mudah saja bagi Allah. Aku ikut terharu karena suaminya itu sangat sabar menghadapi isteri yang seperti itu, dan akhirnya Allah menjawab sabarnya selama ini. Subhanallah..
“Oiya, terus bagaimana dengan surat perjanjian rahasianya?” tanyaku mengingatkan
“Ah kakakku juga udah lupa.hehe. bener-bener cinta mati sama suaminya, mana mungkin minta cerai. Hehe. Sruuut” sahut Linda sambil menyeruput jus alpukatnya.
“Jadi, gak buruk juga ya dijodohin. Relative juga sih. Hehe. Yaudah gak apa-apa kakak dijodohin sm orantua, toh bisa belajar dari pengalaman sebelumnya.” Ujarku sok memberikan solusi
“Ayahku memang keras din. Dan kami dididik untuk selalu patuh dengan perintah ayah. Termasuk urusan jodoh. Kedua kakakku aja dijodohin. Tapi gak tau kenapa, sekarang ayah agak melunak. Ayah Cuma minta dikenalkan denga calon yang aku suka, siapa saja asalkan baik. Aku juga gak tau kenapa Ayah jadi melunak begitu. Alhamdulillah..” Papar Linda lagi.
“Kalau kakakku yang pertama, laki-laki din. Dia juga dijodohin ayah. Padahal dia sudah punya calon sendiri, tapi Ayah gak setuju karena sudah punya jodoh lain untuk anaknya. Kakakku menolak keras. Tapi akirnya dengan alasan berbakti pada orangtua, kakakku menyetujui pernikahan itu. Dia juga sama dengan kakakku yang tadi, dia tidak mencintai jodohnya.” Lanjut Linda
“Lalu bagaimana? Apa ada surat perjanjian rahasia juga?” Tanyaku.
“Gak ada. Tapi tetap aja kakakku gak mencintai isterinya. Bahkan isterinya hamil pun ditelantarkan oleh kakakku. Kakakku gak pernah mengurus isterinya. Kasihan” Lanjut Linda sedih.
Aku juga merasa kasihan dengan isterinya. Begitu sabar dan setia pada suami yang tak mencintainya. Mungkin itu yang dinamakan cinta yang tulus. Mendengar cerita kakak laki-laki Linda, aku jadi teringat pada novel yang berjudul “Pudarnya Pesona Cleopatra.” Sangat mengharukan.
“Lalu, bagaimana selanjutnya? Apakah kakakmu bisa mencintai isterinya atau tidak?” tanyaku penasaran.
“ Sekarang kakakku juga sudah mencintai isterinya. Dia bisa cinta karena melihat isterinya yang kesakitan waktu melahirkan. Terlihat sangat kesakitan. Kemudian kakakku jadi merasa bersalah karena telah menyakiti dan menelantarkan isterinya. Dan saat itu dia merasa takut kehilangan isterinya yang sangat sabar dan setia.” Jelas Linda
Aku tercengang mendengar kisah Linda. Ternyata tidak semua hal yang kita anggap buruk akan selamanya buruk bagi kita. Jodoh yang Allah berikan adalah yang terbaik untuk kita. Dengan cara apapun dia datang, semoga kita bisa membuka hati untuk mencintai jodoh pilihan Allah itu.
Subhanallah. Maha Suci Engkau Yaa Rabb. Engkau menjadikan akhir kisah yang indah bagi mereka. Aku benar-benar kagum dengan jalan hidup mereka yang akhirnya bisa mencintai jodoh mereka dengan ikhlas. Allah Maha mengetahui. Mungkin boleh jadi kita membenci sesuatu hal padahal itu baik bagi kita. Dan sebaliknya. Boleh jadi kita memnyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagi kita..
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ

(Seperti yang dikisahkan Linda pada saya di malam 28 Ramadhan 1432H)

Read More … Jodoh Pilihan Allah..